Refleksi Pribadi Tahunan (2024)

Darmawan Aji
4 min readJan 1, 2025

--

Setiap tahun, saya membuat refleksi tahunan yang menjawab tiga pertanyaan utama:

  1. Apa saja yang berjalan baik tahun ini?
  2. Apa saja yang berjalan kurang baik tahun ini?
  3. Apa saja yang saya pelajari tahun ini?

Idenya terinspirasi dari annual review-nya James Clear. Biasanya, proses refleksi tahunan ini hanya saya catat di buku atau disimpan di laptop. Sesekali saya bagikan ke kalangan terbatas. Namun mulai tahun ini, sepertinya menarik jika saya publikasikan ke khalayak lebih luas.

Photo by Content Pixie on Unsplash

Namun demikian, mempublikasikan hal semacam ini kadang kala membuat saya ragu. Setidaknya karena dua alasan.

Pertama, kalau saya membagikan keberhasilan — apa-apa yang berhasil saya capai, saya khawatir hal itu akan memicu kecemburuan dari pembaca. Saya juga khawatir dianggap sedang menyombongkan diri. Dan yang paling penting, apakah niat saya membagikan hal ini tulis untuk pembelajaran atau jangan-jangan memang terbersit untuk pamer? Ini yang paling berat. Untuk itulah saya luruskan niat, bahwa membagikan hal baik ini mudah-mudahan bagian dari tahaduts bin ni’mah, mudah-mudahan pula bisa jadi manfaat bagi yang membaca tulisan ini. Andai pun bila di tengah jalan ada pergeseran niat untuk pamer atau sombong, mudah-mudahan Allah beri kekuatan untuk meluruskan niat kembali.

Kedua, kalau saya membagikan kegagalan — hal-hal yang kurang berhasil — rasanya seperti membuka kelemahan dan kerentanan saya. Ada kekhawatiran ini bisa merusak personal branding yang saya bangun selama ini. Namun demikian, sepertinya tetap perlu dituliskan, sebagai penyeimbang dari keberhasilan saya. Juga sebuah upaya untuk menunjukkan bahwa saya pun manusia biasa, yang punya kekuatan dan kelemahan, kelebihan dan kekurangan, kebaikan dan keburukan.

Jadi, mohon kebijaksanaannya dalam membaca refleksi tahunan ini. Mari kita mulai.

Apa saja yang berjalan baik tahun ini?

Publikasi Ebook. Alhamdulillah saya berhasil menerbitkan 4 ebook baru. Ebook saya jual melalui platform UTAS dan Google Play.

Penjualan produk digital. Selama 2024, tercatat ada 1841 penjualan di UTAS pribadi saya, jika dirata-rata ada 150 transaksi setiap bulannya atau 5 transaksi setiap hari. Ini belum dihitung penjualan dari platform lain.

Program mentorship. Saya melucurkan dua program mentorship yang direspon baik: Productivity Specialist dan HVC Mentorship.

Dinatra Consulting. Tahun ini saya meluncurkan perusahaan konsultan bersama dua orang rekanan saya di bawah PT Harmoni Makna Satu Tuju.

Apa saja yang berjalan kurang baik tahun ini?

Kebiasaan menulis. Biasanya saya menulis setiap hari, namun selama tahun 2024 kebiasaan menulis saya berantakan. Bahkan, saya hanya mempublikasikan hanya 5 artikel di blog pribadi saya.

Latihan silat. Tahun ini saya menuntaskan belajar Ulin Makao ke Abah Gending, namun pada praktiknya, saya hanya mencatat jurus. Tidak melatih, menghafal, maupun berusaha memahami maknanya.

Berat badan. Saya punya target menurunkan berat badan. Namun berat badan saya tahun ini bertahan secara konsisten.

Kelas inhouse. Tahun ini jauh berkurang dari tahun sebelumnya, rata-rata tahun ini saya hanya mengajar 2 kelas inhouse setiap bulannya.

Apa saja yang saya pelajari tahun ini?

Back to essentials. Jika kamu kewalahan dengan apa yang kamu kerjakan, kembalilah ke hal-hal yang esensial. yangApa sebenarnya yang esensial dalam hidup dan karier saya? Saya merasa setahun ini cukup tercerai berai oleh banyaknya ide dan eksekusi. Sementara itu saya melupakan hal-hal yang esensial. Padahal di wallpaper laptop saya ada sebuah pengingat: What is my one thing? Hal yang esensial dalam hidup saya salah satunya adalah menulis. Namun, setahun ini saya malah jarang menulis.

Writing & Story Telling. Menjelang akhir tahun, saya kembali belajar menulis. Saya mengikuti kelas menulisnya Raditya Dika. Saya pun membaca dua buku yang membuat saya merasa bahwa kemampuan menulis saya masih banyak yang perlu ditingkatkan: Story Worthy dan On Writing Well. Ini yang kemudian saya kembali rajin berlatih menulis lagi.

Be authentic. Setiap orang punya keunikan. Kita tidak bisa serta merta meniru gaya orang lain. Kembali ke diri kita yang sebenarnya adalah pembeda yang sulit ditiru. Boleh belajar dari orang lain, memodel orang lain, namun sesuaikan dengan keunikan diri kita. Jangan mudah tergiur dengan apa yang dilakukan oleh orang lain. Lakukan sesuatu karena memang itu perpanjangan dari diri kita, bukan karena orang lain juga bisa melakukannya.

Angka cukup. Jangan mudah tergiur dengan apa yang dilakukan orang lain. Misalnya, terkait penetapan harga, sering kali saya mengubah harga hanya karena melihat orang lain pasang harga lebih mahal dibanding saya. Padahal saya merasa, saya punya kapabilitas lebih dari mereka. Ini sebuah kesombongan yang samar. Setelah sadar, saya mulai merombak strategi harga berdasarkan dua hal:

Pertama, berapa sebenarnya angka cukup saya?

Kedua, siapa yang ingin saya layani? bagaimana agar banyak dari mereka lebih mudah mendapatkan manfaat dari apa yang saya buat?

Ini refleksi tahunan saya. Terima kasih sudah membaca. Semoga menginspirasi. Apa pendapat Anda tentang refleksi tahunan ini? Tinggalkan pendapat Anda di kolom komentar yak.

PS. Oya, saya ada template refleksi tahunan yang bisa Anda unduh. Silakan unduh di sini.

--

--

Darmawan Aji
Darmawan Aji

Written by Darmawan Aji

Productivity Coach. Penulis 7 buku pengembangan diri. IG @ajipedia Profil lengkap: darmawanaji.com

No responses yet